The Paradox of Choice
Hi! Long time no post here.
Sudah beberapa bulan ini aku galau dan mempertanyakan banyak hal dalam hidup. Banyak sekali rencana yang ada di dalam kepala tapi tak kunjung aku lakukan karena takut akan risikonya.
Rencana-rencana ini kebanyakan tentang karier, tapi ada juga tentang hal lain dalam hidup. Di zaman sekarang yang serba terkoneksi dan akses terbuka luas, kesannya untuk mendapatkan atau mencapai sesuatu terlihat 'mudah' karena ada banyak cara dan pilihan, tapi ternyata tidak juga... terlalu banyak pilihan ternyata juga bisa jadi masalah. Aku sadar hal ini saat ngobrol dengan beberapa teman terkait rencana karier. Masing-masing dari kami pun sedang bingung, bukan karena tidak ada rencana, tapi justru karena ada beberapa kesempatan di luar dugaan yang datang dan membuat kami harus berpikir ulang mengenai rencana karier di beberapa tahun ke depan.
Apakah aku mau tetap bekerja di bidang ini sampai pensiun?
Apa perlu mengejar impian untuk S2 di Jepang dan bekerja di sana?
Apa sebaiknya aku ambil sertifikasi dibanding kuliah lagi?
Apa sebaiknya aku tetap bekerja di kantor sekarang sambil cari kerja freelance?
Apa sebaiknya aku pindah ke kantor yang bisa hybrid lalu cari freelance?
Apa sebaiknya aku cari kerja di luar negeri untuk gaji yang lebih baik?
Apa sebaiknya aku switch career ke cybersecurity seperti rencanaku dua tahun lalu?
Dan masih banyak lagi pilihan dan rencana di dalam kepalaku. Semua terlihat menarik, semua terlihat mungkin untukku, tapi aku sadar bahwa di setiap pilihan tersebut ada risikonya dan masih belum pasti hasilnya. Ini jadi sulit karena jika terjadi suatu hal yang buruk (amit-amit), maka yang akan kena dampaknya bukan hanya aku, tapi juga orang-orang di sekitarku.
Lalu, hal selanjutnya adalah: gimana aku tahu kalau pilihanku itu adalah yang terbaik untukku, si manusia yang paling gak mau rugi di muka bumi ini?
Masalah lain lagi. Ribet kan? Iya. Jadi, hal yang sedang aku lakukan sekarang adalah: mendefinisikan tujuanku dan apa arti 'terbaik' versi aku serta belajar untuk merasa cukup. Mungkin memang ada rencana yang tidak bisa dilakukan dan aku harus ikhlas karena yah... tenaga, waktu, dan risiko yang bisa aku tanggung juga terbatas. Jujur, sulit buatku yang mau semuanya serba untung, pasti, terstruktur, dan terencana. Aku tahu sih gak mungkin aku selamanya begini... harus tetap ada pilihan yang diambil untuk bisa maju dan belajar untuk nyaman dengan ketidakpastian (meskipun hanya sementara).
Sebagai pengingat ke diri sendiri kalau:
The only certain thing in life is uncertainty itself.
Ya sudah, itu dulu cuap-cuapnya. Doakan aku segera dapat kerjaan freelance (hah).
Ciao bella~
Comments
Post a Comment